Dalam tulisan saya kali ini saya akan mencoba menjelaskan secara singkat, sedikit tentang proses bagaimana tsunami itu terbentuk. Tsunami sebenarnya sama dengan ombak pada umumnya. Yaitu gelombang yang ada pada laut dalam, dan ketika mencapai zona pecah gelombang (breaker zone), maka gelombang tersebut akan pecah dan menghasilkan ombak. Jika gelombang yang ada hanya gelombang laut biasa, maka ombak yang dihasilkan juga akan berupa ombak yang biasa saja. Gelombang kecil akan menghasilkan ombak yang kecil. Ketika ombak kecil, maka pengaruh angin masih dapat mempengaruhi ombak tersebut.
Untuk Tsunami, gelombang yang datang menuju breaker zone bukan gelombang normal di laut tersebut. Gelombang yang datang merupakan gelombang yang berkali kali lebih besar dari gelombang laut umumnya. Gelombang besar seperti itu, memerlukan tenaga ataupun energi yang besar untuk membentuknya. Agak tidak mungkin jika gelombang yang bisa menimbulkan tsunami itu hanya dibentuk oleh tenaga angin (darat/laut). Meskipun ada beberapa hal yang bisa membentuk gelombang sebesar itu, namun pada umumnya tenaga atau energi yang normalnya membentuk gelombang besar tersebut adalah gempa tektonik dasar laut. Sehingga sebelum Tsunami terjadi, biasanya ada gempa yang cukup besar lebih dahulu terjadi. Mungkin, tidak ada tsunami yang datang tiba tiba tanpa ada gempa yang mendahuluinya. Tapi tidak semua gempa tektonik dasar laut akan menimbulkan tsunami. Diperlukan keadaan ideal untuk tsunami, sehingga tsunami tersebut terbentuk. Bila setelah terjadi gempa ada gejala air laut surut tiba tiba, maka kemungkinan terjadinya tsunami sangat besar. Dengan gejala gejala tersebut, maka tercipta sebuah early warning untuk tsunami. Dengan early warning ini, diharapkan dampak dari tsunami dapat di minimalisir.
Berikut ini gambar proses terjadinya tsunami.
Berikut ini gambar proses terjadinya tsunami.
- Air laut dalam keadaan normal.
- Sebuah patahan di dasar laut beraktivitas, menyebabkan gempa bumi tektonik. Ketika patahan ini bergerak, maka aka ada ruang yang kosong karena gerakan patahan tersebut. Hal ini mengakibatkan air laut yang ada di atasnya akan mengisi daerah yang kosong ini. Kemudian, ini menyebabkan adanya kekosongan air laut di daerah atas patahan tersebut. Secara otomatis air laut di daerah pantai akan mengisi kekosongan ini. Sehingga air laut di daerah pantai mengalami surut secara tiba tiba.
- Pergerakan air laut saling isi mengisi ini akan menyebabkan banyaknya pergerakan air laut dalam massa yang sangat besar. Pergerakan pergerakan ini akan menimbulkan gelombang laut yang sangat besar di tengah laut. Kemudian gelombang gelombang ini akan bergerak kesegala arah.
- Bila gelombang itu bergerak ke laut dalam (samudra), maka gelombang laut itu tidak akan berbahaya. Namun ketika gelombang besar itu bergerak ke arah darat, maka ketika gelombang besar itu mencapai breaker zone, gelombang besar tersebut akan pecah, menghasilkan ombak yang sangat besar. Ombak besar inilah yang biasa disebut Tsunami.
2 Tanda Mata:
wew keren banget ni penuturannya.....dan yang paling asyik gambar nya ...hehehe
setau yang saya baca, tsunami itu hanya akan terjadi ketika palung yg dihasilkan kedalamannya berkisar 0-30km,yg ingin sy tanyakan, kenapa ketika lebih dari kisaran tsb BMG tdk mengidentifikasikan sebagai tsunami?
terima kasih
Posting Komentar